Jumat, 09 Januari 2009

Dance with My Father Again...

Back when I was a child
before life removed all the innocence
my father would lift me high
and dance with my mother and me and then
spin me around til I fell asleep
then up the stairs he would carry me
and I new for sure, I was loved

If I could get
another chance
another walk
another dance with him
I'd play a song that would never ever end
how I'd love love love
to dance with my father again
( Luther Vandross..Dance with my Father again.. )


Beberapa waktu yang lalu Papa saya mengirimkan sms singkat, hanya beberapa baris, untuk mengabarkan bahwa uang kuliah saya telah dikirim : "nak, uang kuliah sudah ayah kirimkan .."

Saya terharu..bukan hanya karena papa saya akhirnya mengirimkan uang kuliah itu, tapi lebih karena cara beliau berbicara kepada saya melalui sms itu. Bagi saya, ungkapan nak dan ayah adalah ungkapan mendalam kecintaan seorang ayah pada anaknya..Rasanya asing dan beda jika tiba-tiba papa memanggil saya dengan sebutan nak. Beliau biasanya memanggil saya dengan eti, puak atau ndut..mungkin bagi beliau itulah panggilan kesayangannya buat saya. Hmmm papaku...waktu berganti dan kami telah belajar bahwa kasih sayang orang tua terhadap anaknya tidak akan pernah putus.


Jika saja di acara pernikahan di adat minang ada acara anak daro berdansa dengan ayahnya..maka saya tidak akan pernah melewatkannya.. It will be my first dance with my dad...dan saya ingin merasakan kehangatan pelukan sorang ayah pada anak perempuannya.

Saya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa memahami papa saya dan sepanjang masa itu, bagi saya beliau hanyalah seorang ayah saja, tidak tersentuh, tidak bisa diajak bercanda sesuka saya, tidak pernah memanjakan saya...no more. Makanya saya iri sekali dengan Iad atau nani temen saya yang semuanya adalah anak kesayangan ayah/ papa. I tought I never been and will never be my dad's little girl.

Kakak saya adalah the most daddy little girl. Mama saya pernah cerita, kalo papa saya keluar kota, maka kakak saya biasanya akan jatuh sakit..The 1st child usually turn into parent's sweet heart. Adik saya yuli adalah yang berikutnya. Dia bungsu selama sepuluh tahun. Dan selama itu juga, apa yang kami ingin minta kepada orang tua, biasanya diwakili oleh yuli. Adek saya Ade, yang masih smp, walaupun no longer daddy's litle girl, tapi dia selalu dibawa kemanapun hingga berumur 5 tahun sebelum posisinya digantikan oleh Abi, anak laki-laki papa satu-satunya yang telah beliau tunggu selama 20 tahun.

Dan saya seperti terlewatkan begitu saja. nothing so special about me yang mungkin bisa di ceritakan papa kepada orang orang yang dia temui. Paling hanya guyonan ketika pulang kampung bahwa memiliki anak dengan tubuh xl seperti saya cukup membanggakan jika di bawa pulang kampung, setidaknya orang-orang akan tahu bahwa keluarga saya cukup sejahtera..xixixi

Saya selalu tersingkir oleh kebanggaan papa akan kakak saya yang mendapatkan suami doktor, tinggal di jepang selama 4 tahun dan punya anak yang lucu-lucu atau kebanggaan terhadap yuli yang kuliahnya ikatan dinas di STIS, yang setelah tamat akan menjadi PNS di BPS bahkan dengan cerita-cerita lucu tentang abi dan ade..

Waktu terus berjalan..saya dan beliau pun seperti belajar banyak hal...
Saya kemudian menyadari bahwa seringkali anak terlalu banyak komplain kepada orang tuanya dan orang tua terlalu banyak menuntut kepada si anak..kutub yang tolak menolak...seperti halnya saya dan papa dan mungkin seperti halnya kebanyakan orang tua dan anak lainnya di dunia ini.

Dan saya belajar dari Nani, untuk berusaha bersikap santun sebagai anak. Awalnya memang tidak mudah. Tapi lebih aneh lagi kalau temen saya tiap kali datang ke rumah mencium tangan papa saya dengan takzim sementara anaknya sendiri cuma berjabat tangan layaknya seorang teman saja..Tapi ternyata yang merasa aneh tidak hanya saya, Papa saya lebih merasa aneh dan lebih tepatnya kaget setiap kali pulang ke Padang, saya mencium tangan beliau dan mencium kedua pipinya. Mungkin karena tidak terbiasa, seperti halnya juga tidak terbiasa mengucapkan selamat ulang tahun kepada kedua orang tua atau ketidakterbiasaan saya dan saudara-saudara saya untuk bercerita ngalor ngidul seperti hal kepada teman.

Sekarang, setiap kali saya menelpon ke nomor beliau, saya pasti tercekat.." apo nak?" itu kata sapa yang sering beliau ucapkan sekarang dan seringkali di sambung dengan " baa? lai ado pitih eti ?"Di lain waktu saya pernah mendengar kakak bertanya kepada beliau siapa yang sedang menelpon, kemudian papa saya menjawab " anak papa nan di Jogja.."sederhana tapi bagi saya sungguh istimewa...

Di tengah persiapan pernikahan adek saya Yuli, Papa saya sempat melontarkan ucapan " Nanti kalo waktu eti baralek datang..kita juga akan bikin pesta seperti pestanya ii dan mudah-mudahan papa masih ada.." Aih My daddy..beliau mungkin kepikiran bahwa saya terluka dan sedih karena di langkahi.. dan beliau berusaha membesarkan hati saya...Ternyata saya juga His little girl...

Papa, jangan khawatir, saya akan baik baik saja di sini..mungkin waktu saya untuk menemukan pendamping belum tiba, tapi saya tidak pernah sendirian disini. Semoga Papa panjang umur, sehat selalu dan dimudahkan rejekinya. Semoga saya masih diberikan kesempatan untuk bisa membanggakan papa dan memberikan yang terbaik sebagai balasan atas kasih sayang yang tak pernah putus.....

catatan :
1. Fotonya saya ambil di furzephoto.files.wordpress.com
2. "
apo nak? : bahasa minang artinya ada apa nak?
3. "baa? lai ado pitih eti ?" : bahasa minang juga artinya " gimana? uang eti masih ada?"
4. Nan ; bahasa minang juga artinya yang

7 komentar:

ahmadsetiyo mengatakan...

wulan,kita tahu bhw kecintaan dan kasih sayang org tua tak dpt terukur dgn dalamnya lautan tak terjangkau oleh jauhnya ufuk dan tak terjunjung dgn tingginya langit...hingga sampai pada jeritan bathinmu Beliau dat merabahnya.bahagialah kamu memmilikinya dan bahagiakan DIA krn DIA memilikimu...saya terenyuh.

Hesty Wulandari mengatakan...

saya jadi speechless..ga tau membalas dengan komen apa..tapi makasih ya udah mampir

Anonim mengatakan...

hiks :'(

lia sukkaaaa bgt ma lagu ini
dalem bgt :)

Hesty Wulandari mengatakan...

aku juga suka lagu itu...

Himawan Pridityo mengatakan...

Whaw, what can I say 'bout dancing with pa? My ma'? Don't know. I don't used to be. But, it nice.. One lasting memorable story ever. :)

Hesty Wulandari mengatakan...

@ himawan : "Jika saja di acara pernikahan di adat minang ada acara anak daro berdansa dengan ayahnya..maka saya tidak akan pernah melewatkannya.. It will be my first dance with my dad...dan saya ingin merasakan kehangatan pelukan seorang ayah pada anak perempuannya "
sama pak Himawan..saya juga tidak terbiasa..tidak pernah malah makanya saya tulis seperti itu..mungkin harusnya postingan saya berjudul an expecting to dance with my father...Tulisan ini akan saya jadikan pelajaran jika saya jadi orang tua kelak..( wah bahasannya jadi serius..)

perniquesenja mengatakan...

lagunya keren, tulisannya jg oke..
tp madam, jd anak kesayangan bapak jg bwerat bwanget...
kdg pgn gk jd anak kesayangan siapa2, tp kdg jd berpikir 'emg aku anak siapa sih kok ndak diperhatiin?'. hehehhe...
manusia,tak pernah puas y..
oh ya, semoga nanti pas baralek ety aku sudah bs mengongkosi sendiri buat ke padang nan tercinta:D

Yang udah berkunjung ke sini ..