Rabu, 14 November 2012

Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada...

Beberapa waktu saya memutuskan menjauhkan diri dari dunia maya..terlalu banyak kegalauan yang timbul dari kehidupan maya saya. Mungkin karena dunia maya penuh dengan pencitraan atau saya sendiri yang tidak pernah mencoba untuk tampil biasa saja. Temasn saya bilang social media itu tempat buat bersenang-senang, jadi jangan terlalu dipikirin, jangan terlalu dimasukin ke hati.

Tapi memang dasarnya saya orang yang sulit. Tidak pernah membiarkan sesuatu masuk dan keluar saja lewat mata dan telinga tanpa singgah lama di hati. Hingga kemaren saya membaca tweetnya ustad Yusuf mansur tentang hal-hal kecil. Satu tweet yang cukup menampar saya. Beliau menulisnya begini :

" 41. Jangan pernah bawa ke ati urusan apapun... Dibawa santai, kalem, rileks..."

Belakangan, saya mengikuti akun-akun para ulama, yang kemudian memberikan banyak doktrin-doktrin tentang surga dan neraka...tentang amal dan dosa dan hal-hal lain tentang kehidupan agama saya. Dan Tiba-tiba saja saya merasa banyak hal yang sangat tidak saya ketahui, terlalu banyak hal yng bertentangan dengan pengetahuan saya selama ini hingga membuat saya tidak henti ketakutan..takut jika besok pagi saya tidak bangun lagi dan Allah menemui saya dalam kondisi marah karena dosa saya terlalu banyak. Setiap hari selama beberapa waktu itu, saya bangun dengan keringat dingin, takut kalo saya tidak bangun di kasur lagi tapi di kuburan..

Kadang saya berpikir, bagaimana jika surga dan neraka tak pernah ada? apa yang akan terjadi pada saya..jangan-jangan saya tidak pernah sadar diri karena tidak pernah merasa ada hukuman yang menanti saya didepan untuk semua kesalahan yang pernah saya lakukan..

Saya jadi ingat cerita teman saya si iad, yang mengalami hal yang sama setelah ia melahirkan. Baby bluesnya teman saya ini hadir dalam bentuk takut mati. takut jika ia harus meninggalkan anaknya yang masih kecil dan takut jika ia tidak mampu membesarkan anak2nya dengan baik sehingga jika ia mati tidak mampu mempertanggungjawabkan apapun. Pun, saya membaca postingan teman saya wanda tentang perjalanannya menemukan Allah dan merasa apa yang saya alami jauuuhhh sekali dengan apa yang ia alami. Saya iri ama perjalanan yang dilakukan wanda dan iri pada desi yang sudah pernah mengunjungi Allah dalam perjalanan hajinya..Saya tau bahwa setiap orang memiliki perjalanannya sendiri-sendiri bertenu Tuhannya dan begitupun saya..tapi saya merasa saya dan Dia berjarak..jarak yang mungkin saya sendiri menciptakanya. Jujur, saya ingin merasakan jatuh cinta padaNya seperti yang dirasakan wanda..bukan beriman semata-mata karena rasa takut saja..

Setiap kali saya punya masalah, saya meluapkan emosi saya dengan menonton film india paling sedih yang pernah saya tonton, Kal Hoo Na Hoo..tapi saya belum pernah sesegukan kalo sedang mengadu padaNya, hanya sebatas air mata mengalir saja..pun saya juga belum pernah sesegukan mengingat betapa banyak dosa saya..yang entah bagaimana caranya bisa dihapuskan..Dan makin malu saya mengingat betapa sering dan kuatnya Allah menjaga saya dari hal-hal buruk, melimpahi saya dengan nikmat-nikmat yang tak pernah bisa saya hitung namun saya masih saja menambah daftar dosa bukan pahala saya...

Hingga satu saat saya ingat postingannya wanda yang lain tentang memperbaiki pernikahan. Disitu saya akhirnya tau bahwa setiap orang pernah mengalami pertentangan seperti yang saya rasakan. Dari postingan itu saya belajar, bahwa saya harus memulai semua perbaikan sedikit demi sedikit. Dan kemudian saya memulainya dengan memperbaiki sholat saya..seperti yang disarankan wanda, saya berusaha sholat diawal waktu..dan masih harus sangat belajar untuk khusyu..saya berusaha menelpon Allah lebih sering...Saya ingin jatuh cinta..ingin merasakan rasa cinta yang menggebu-gebu seperti ketika aku jatuh cinta pada lawan jenis..

Hati saya masih seringkali kacau hingga saat ini..tapi kemudian saya juga ingat apa yang dikatakan oleh teman saya iad ketika ia mengalami kekacauan ini;
"pada akhirnya saya menyerah..saya akhirnya memilih untuk menyadari bahwa tidak ada satupun diantara kita yang hidup selamanya..jadi sebelum waktu saya tiba, saya harus mendorong diri saya berbuat baik sebanyak-banyaknya"

Alhamdulillah Allah masih mengirimkan rasa takut ini kepada saya..
mudah-mudahan keinginan saya untuk belajar jatuh cinta padaNya pun tak pernah surut. Begitupun semoga Ia juga terus menjaga saya dan memberikan saya kesempatan untuk memperbaiki diri sampai waktunya bertemu denganNya.

dan Alhamdulillah  saya diberkati dengan banyak teman untuk berkaca, untuk mengukur diri dan untuk mengingat bahwa apa yang saya lakukan tidak ada seujung kukunya orang lain dalam hal beramal tapi dosa saya pasti jauh lebih banyak daripada dosa orang lain..



Yang udah berkunjung ke sini ..