Jumat, 17 April 2009

dilangkahi...


Bagaimana rasanya dilangkahi?
Selama seminggu di rumah untuk menghadiri pernikahan adik saya yuli, pertanyaan itulah yang sering muncul dikepala saya dan dikepala orang-orang sekitar saya. Pertanyaan wajar untuk orang-orang yang hidup di lingkungan komunal.

Hmmmm
Tadinya seperti halnya kebanyakan hubungan kakak adik, saya juga tidak terlalu rela jika adik saya menikah duluan. Saya kan yang lebih tua, harusnya saya duluan yang menikah..terlebih lagi ketika mereka baru diperbolehkan menikah jika kakak perempuannya ipar saya telah menikah terlebih dahulu. Perasaan terbesar yang ada di hati saya adalah perasaan kalah dan cemburu. dua perasaan saja tapi cukup menyita energi. Dari dulu saya sering merasa kalah jika dibandingkan dengan kakak atau adik saya ini. Kalo cemburu? wajarlah jika cemburu itu hadir ketika kita melihat kehidupan orang lain jauh lebih menyenangkan daripada kehidupan kita..

Tapi itu sudah berlalu..hampir setahun lalu.
Karena ternyata proses yang dilalui adik saya jauh lebih rumit daripada yang saya bayangkan. hampir dua tahun setelah dia menyampaikan niatnya untuk menikah kepada saya, rencana itu baru terwujudkan. dan itu sudah cukup untuk menghilangkan semua kecemburuan dari hati saya.

Kadang saya pikir saya hanya kurang sabar menunggu giliran saya.
Kadang saya pikir saya hanya ketakutan jadi perawan tua
Kadang saya pikir saya hanya ketakutan jika saya harus menghabiskan sisa hidup saya sendirian
Kadang saya juga berpikir bahwa saya jauh lebih takut dengan fikiran orang terhadap diri saya sendiri..seakan akan merekalah yang memiliki jiwa dan raga saya.

Padahal
Allah itu Maha Tahu..Dia tahu kapan saya membutuhkan pendamping, Dia tahu kalau saya masih harus banyak belajar, belajar sabar, belajar mengatur keuangan, belajar membagi konsentrasi dan belajar bersyukur dan belajar mencintai diri saya sendiri.. sehingga ketika sang pendamping itu datang, saya akan menghargai dan mencintainya dengan segenap kesyukuran yang saya punya..

Jadi apa yang harus saya khawatirkan?

3 komentar:

Anonim mengatakan...

menikah atau tidak, itu memang soal waktu... bila ianya sudah sampai, maka akan segeralah terwujud...

hanya saja, ia perlu dijemput, agar cepat sampai. berbenah dan berdoa, itulah cara terbaik untuk menjemputnya...

kesabaran dan keikhlasan adalah obat paling mujarab untuk menghalau segala galau...

btw, bilo awak buek brownies? (serius ko!)

Hesty Wulandari mengatakan...

hmmmm uda..
jadi speechless...

jadi bilo uda nio mambuek brownies?

hadiyah mengatakan...

it hurts,sweety....but i will stand for this, i will...

Yang udah berkunjung ke sini ..